3.5.09

PIKO DAN MINO YANG CERDAS (Cerita anak)


Suatu hari ada semut merah yang kebingungan, wajahnya terlihat khawatir. Sebentar-sebentar mendongak ke atas, berjalan hilir mudik, kesana kemari seperti tidak tenang. Ada apakah gerangan dengan semut merah ini?
Semut merah yang sedang kebingungan ini namanya Piko, Piko semut merah mungil yang selalu bersemangat untuk mengetahui kabar-kabar dari berbagai penjuru dunia. Setiap hari dia selau mendapat kabar dari temannya Mino. Mino adalah sahabat sejati semut merah, dia selalu membawa kabar berita dari tempat-tempat yang dia singgahi. Mino bisa pergi dari suatu tempat ke tempat yang lain dalam waktu yang singkat. Sayapnya yang kuat dan gesit, mampu membuat Mino terbang tinggi menembus awan. Mino adalah seekor burung rajawali yang gagah, yang selalu membahagiakan sahabatnya dengan kabar berita yang selalu membuat takjub.
Piko, si semut merah tak bisa pergi jauh-jauh, karena dia tidak bisa terbang. Dia hanya bisa merayap di atas tanah, di atas daun, di atas dahan, atau tempat-tempat yang tidak terlalu tinggi dari tanah. Dia hanya bisa pergi menuju tempat-tempat yang dekat, maka itu dia tidak bisa mendapatkan kabar berita dari tempat yang tidak bisa dia singgahi. Tapi Piko yang baik hati tidak pernah bersedih, apalagi putus asa, karena dia memiliki sahabat Mino, si rajawali yang gagah perkasa dan tidak pernah sombong.
Piko dan Mino sahabat yang selalu berbagi suka dan duka, tidak pernah memukul apalagi saling mengejek. Kali ini Piko sangat khawatir dengan Mino, karena sudah hampir satu bulan dia tidak datang menyapa ataupun memberi kabar berita dari tempat yang ia singgahi.
Sekali-kali mendongak ke atas, berjalan kesana kemari, berdiri, kemudian duduk kembali.
“ Kemanakah Mino, teman baikku ? ”, gumam Piko yang sedang gundah.
“ Sudah satu bulan aku tak melihatnya, apa dia sakit atau dia tersesat ?”, Piko semakin khawatir.
“ Bagaimana aku bisa menghubunginya ya ?”
“ Mino…Mino…haah…” Piko mendesah
Lalu tiba-tiba di atas, terlihat titik hitam kecil bergerak-gerak. Lalu membesar…mendekat…semakin dekat…semakin jelas…
“ Waaaahhhhh Miiinnnoooooo….hey…hey…aku di sini..lihat ke bawah, ke bawah sini. Ini aku Piko. Piko teman baikmu, sahabatmu. Aku sangat merindukanmu, ayo segeralah turun !”, Piko berteriak-teriak kegirangan melihat sahabatnya yang ditunggu selama ini sedang terbang di atasnya.
Dia sangat bergembira karena selain dia bisa bertemu dengan sahabatnya, dia juga akan mendapatkan kabar berita dari sahabat sejatinya itu.
“ Hey ini aku, ayo segeralah turun aku tidak sabar ingin bertemu denganmu, ingin mendengar kabar berita yang kau bawa dari negeri yang jauh, yang kau bawa sekarang….”, Piko masih berteriak-teriak, sambil lari kesana kemari.
Mino menukik sambil tersenyum gembira
“ Iya, akuuu dataaaang”, teriak Mino sambil berkelok-kelok di langit.

* * *

Setelah sampai di bawah, Mino bertengger di atas batang pohon durian yang roboh. Sambil tersenyum senang melihat sahabatnya, dia membersihkan dan merapikan bulu-bulunya yang berantakan tak teratur karena tiupan angin.
“ Bagaimana kabarmu Mino ?”, tanya Piko tak sabar ingin tahu kabar dari Mino.
“ Mengapa kau lama sekali tak muncul atau memberiku kabar ?”, desak Piko yang semakin penasaran.
“ Tenang Piko, aku baik-baik saja, kau mesti tak sabar ingin mendengar ceritaku bukan ?”, goda Mino pada Piko yang tak sabar lagi.
“ Tentu, kabarmu sudah lama aku tunggu. Apa… bagaimana… ayo cerita !” Piko semakin gemas melihat Mino tak segera bercerita.
“ Iya aku akan segera bercerita, tapi aku minum dulu ya? “, Mino meneguk dan menghabiskan air dalam gelas yang dibawakan oleh Piko.
* * *

Mulailah Mino bercerita. Kemarin dia tak sengaja terbang ke arah timur, tidak tahu ke arah manakah itu. Perjalanannya sangat jauh dan melelahkan, cuacanya pun semakin dingin. Ketika sedang terbang dia tak sengaja masuk dalam kawasan yang sangat bising.
Tiba-tiba wwuussh….ada yang melesat di sampingnya.
“ Eiiit… apa itu? Terbangnya lebih cepat dari aku.
Mino mengejar makhluk tadi, tapi dia tidak bisa menandinginya.
Wwuussh…
“ Ada lagi, lho kok ada lagi? Ada banyak. Makhluk apakah itu?”. Mino terheran-heran.
Mino terbang menukik ke arah kerumunan orang, banyak yang terluka, banyak pula yang berdarah. Dari kerumunan orang itu, dia bisa tahu bahwa makhluk itu namanya peluru. Peluru itu benda, bukan makhluk hidup. Peluru bisa melukai manusia dan makhluk lainnya.
Kemudian dia terbang tinggi lagi, ada mobil tapi rodanya bergerigi. Mino bingung, banyak benda aneh di tempat itu. Mobil itu namanya Tank untuk bertempur tentara-tentara.
Tiba-tiba ada yang berdentum
Ddduuuaaaar……dduuuaaarrrr……..
Mino terbang tinggi ketakutan, “ Apa itu tadi ? Semua serba menakutkan” kejadian itu membuat Mino ketakutan.
“ Haah…itu Bom”, teriak Mino
Ternyata Mino terjebak di daerah perang, perang di kawasan Palestina. Mino banyak melihat anak-anak yang menangis, ada yang terluka, ada yang ibunya meninggal, ayahnya tertembak, dan ada banyak orang dewasa yang semangat membela negeri mereka juga melindungi anak-anak mereka. Mereka adalah orang-orang berani yang membela negerinya.
Mino merasa sedih dengan perang itu, karena menghancurkan banyak gedung dan membunuh banyak manusia. Harusnya kita berdamai saja. Semua akan aman dan tidak ada yang meninggal. Tapi musuh yang menjajah negeri harus diusir dari Negeri Palestina. Anak-anak Palestina berjuang dengan semangat untuk mempertahankan Palestina, agar tidak direbut oleh Israel.
Mino terbang lagi dengan hati yang sedih. Sampailah dia di tempat yang penuh anak-anak. Ada anak yang belajar berhitung, belajar membaca, belajar mengaji, olah raga, dan ada juga yang belajar berenang.
Mino terheran-heran, “Apa yang sedang mereka lakukan di sana?”
Mino menukik lagi, terbang agak rendah. Dari kerumunan orang, dia mengetahui ternyata anak-anak sedang belajar agar mereka pintar.
Mino heran, “Buat apa pintar?”
Ternyata anak-anak harus pintar, karena setelah mereka dewasa, mereka bisa membuat banyak hal. Ada yang bisa membuat pesawat, membuat kapal laut, membuat rumah, bahkan membuat kapal selam.
“ Wah, anak pintar berarti bisa membantu ayah dan ibu ya?”, gumam Mino.
Anak pintar bisa bermanfaat untuk siapa saja. Lalu Mino berfikir, begitu pula dengan teman-teman di Palestina tadi, mereka juga pintar karena mereka bermanfaat untuk negara mereka. Mereka membela tanah air mereka dengan tenaga dan keberanian, walaupun terluka dan merasa sakit, mereka pantang menyerah membela Palestina.
“Emmm.. berarti aku juga harus pintar, kalau aku tidak pintar aku tidak bisa membela negaraku, Negara INDONESIA “, semangat Mino semakin menyala-nyala.

* * *

Senanglah hati Mino melihat semangat luar biasa dari teman-teman yang telah dia jumpai. Dia bertekad untuk menjaga Indonesia dengan sekuat tenaga bahkan seperti anak-anak Palestina, dia akan menjaga dengan sepenuh jiwa.
Mino terbang tinggi lagi, melayang-layang di udara. Dari atas dia bisa melihat sudut-sudut dunia.
“ Ya Alloh, dunia-Mu ini begitu indah, Alhamdulillah, aku sangat bersyukur pada-Mu “, Mino mengagumi ciptaan Alloh dengan mata yang berkaca-kaca.
Setelah berkeliling dengan waktu yang cukup lama, Mino teringat teman sejatinya, yaitu Piko. Mino tersenyum lebar, dia semakin semangat mengepakkan sayapnya, karena dia yakin bahwa Piko pasti menunggunya untuk pulang, apalagi kalau Piko tahu Mino membawa kabar berita yang luar biasa ini, pasti Piko sangat senang, sama halnya dengan dia saat ini.
* * *

“Nah itulah ceritaku Piko”, terang Mino dengan berapi-api menceritakan perjalanannya.
“Wah ceritamu sangat seru, membuatku ingin melihat dan mengalami kejadian itu sendiri, aku sangat kagum dan bangga terhadap teman-teman kita. Anak-anak yang bersemangat untuk belajar dan bermanfaat untuk negaranya.” Piko sangat antusias menanggapi cerita Mino.
“Kita juga punya pahlawan luar biasa Piko, kamu masih ingatkan dengan Jenderal Soedirman? Beliau berjuang membela Negara Indonesia dengan kondisi yang tidak sehat, kemana-mana harus ditandu. Tapi Piko, semangatnya harus kita contoh. Sampai akhirnya beliau menjadi salah satu tokoh yang mengantarkan Bangsa Indonesia dalam kemerdekaannya lho.” Mino mengingatkan Piko pada pahlawan terdahulu.
“Kita tidak boleh kalah dengan teman-teman kita di Palestina Mino, karena negara kita tidak dalam keadaan bahaya atau perang, dengan begitu kita bisa belajar dengan tekun, tenang dan bersemangat.” saran Piko kepada Mino.
“Tentu Piko, aku juga berfikir hal yang sama, dengan melihat anak-anak itu, aku merasa bangkit semangatku untuk melindungi dan membangun negara kita ini, negara yang kita cintai. Negara Indonesia. Betul kan? Kau setuju denganku bukan?” tanya Mino kepada Piko.
“Ya jelas, aku setujuuuuuu denganmuuuu…”, Piko menjawab sembari mengacungkan kepalannya ke atas dengan penuh semangat.
Mereka berdua tertawa terbahak-bahak, dalam hati mereka bertekad dan bersemangat untuk memberikan manfaat untuk Negara Indonesia.

- selesai-

No comments:

Post a Comment